Tulisan
3
PEMBUATAN
KEPUTUSAN
Pembuatan
keputusan (decision making)
adalah bagian kunci kegiatan manajer. Kegiatan ini memainkan peranan penting,
terutama bila manajer melaksanakan fungsi perencanaan. Perencanaan menyangkut
keputusan-keputusan sangat penting dan jangka panjang yg dapat dibuat manajer.
Dalam proses perencanaan, manajer memutuskan tujuan-tujuan organisasi yg akan
dicapai, sumber daya yg akan digunakan, dan siapa yg akan meaksanakan setiap
tugas yg dibutuhkan. Seluruh prose perencanaan itu melibatka manajer dlm
serangkaiaan situasi pembuatan keputusan. Kualitas kepuusan-keputusan manajer
akan menentukan efektivitas rencana yg disusun.
Pembuatan keputusan dapat didefinisikan sebagai
penentuan serangkaiaan kegiatan untuk mencapai hasil yg diinginkan. Pembuatan
keputusan ini tidak hanya dilakukan oleh para manajer puncak, tetapi juga para
manajer menengah dan lini pertama. Setiap jabatan seseorang dlm organisasi
menyangkut berbagai derajat pembuatan keputusan, bahkan untuk pekerjaan rutin
sekalipun dan dlm macam rganisasi apapun. Pembuatan keputusan menggambarkan
proses melalui mana serangkaiaan kegiatan dipilih sebagai penyelesaiaan suatu
masalah tertentu. George P. Huber
membedakan pembuatan keputusan dari pembuatan pilihan (chocice making) dan dari pemecahan masalah (probem solving). Dilain pihak, banyak penulis menggunakan istilah
“pembuatan keputusan dan pemecahan masalah”sebagai istilah yg dipertukarkan.
Tipe-Tipe Keputusan :
Keputusan
yang diprogram (programmed decisions) adalah keputusan yg dibuat
menurut kebiasaan, aturan atau prosedur.
Keputusan ini rutin dan berulang-ulang. Setiap organisasi mempunyai
kebijaksanaan-kebijaksanaan tertulis / tidak tertulis yg memudahkan pembuatan
keputusan dalam situasi yg berulang dgn membatasi dan menghilangka
alternatif-alternatif. Contoh, manager tidak perlu memikirkan penetapan gaji
karyawan baru, karena organisasi pada umumnya mempunyai skala gaji untuk semua
posisi, manajer juga tdk perlu memikirkan masalah-masalah harian yg akan
dihadapi, karena prosedur-prosedur untuk menangani maslah-masalah rutin telah
tersedia.
Masalah-masalah rutin tidak selalu
sederhana ; Keputusan-keputusan yang diprogram dapat juga digunakan dalam
penanganan masalah-masalah yg kompleks dan rumit. Bila suatu masalah berulang,
dan bila unsur-unsur komponen dpt dirumuskan, diperkirakan dan di analisa, maka
hal itu dapat menjadi “calon” pembuatan keputusan yg di program. Sebagai
contoh, keputusan tentang besarnya persediaan untuk menjaga produk tetentu
dapat mencangkup usaha pencairan data dan peramalan, kemudian analisa terhadap
unsur-unsur masalah yg terpisah tersebut bisa menghasikan
serangkainaankeputusan rutin yg di program.
Keputusan
yang tidak diprogram (non-programmed decision), keputusan yg berkenaan
dengan masalah-masalah khusus, khas atau tidak biasa. Bila suatu masalah yg
timbul tidak cukup diliput oleh kebijaksanaan atau sangat penting sehingga
perlu penanganan khusus, harus diselesaikan dengan suatu keputusan yg tidak diprogram.
Seperti contoh, cara pengalokasian sumber daya – sumber daya organisasi,
penanganan lini produk yg jatuh di pasaran, atau cara perbaikan hubungan
masyarakat. Semakin tinggi kedudukan dalam hirarki organisasi, dibutuhkan
kemampuan untuk membuat keputusan-keputusan yg tidak di prorgam lebih tinggi.
Atas dasar alasan ini, berbagai program-program latihan manajemen mencoba untuk
mengembangkan kemampuan manajer dalam membuat keputusan-keputusan yg tidak
diprogram.
Keputusan
dengan Kepastian, para manajer membuat keputusan-keputusan sekarang
adalah bagi kegiatan-kegiatan yg akan dilaksanakan dgn tujuan yg akan dicapai
diwaktu yg akan datang. Situasi pembuatan keputusan ini menyangkut berbagai
aspek yg tdk dpt diketahui dan sulit diperkirakan, seperti reaksi pesaing
tertentu, atau tingkat inflasi tiga tahun mendatang.
Gambar dibawah ini merupakan Teknik Pembuatan Keputusan Tradisional dan Modern
Gambar dibawah ini merupakan Teknik Pembuatan Keputusan Tradisional dan Modern
Tidak ada komentar:
Posting Komentar