Minggu, 15 Desember 2013

Pembuatan Keputusan

Tulisan 3

PEMBUATAN KEPUTUSAN

Pembuatan keputusan (decision making) adalah bagian kunci kegiatan manajer. Kegiatan ini memainkan peranan penting, terutama bila manajer melaksanakan fungsi perencanaan. Perencanaan menyangkut keputusan-keputusan sangat penting dan jangka panjang yg dapat dibuat manajer. Dalam proses perencanaan, manajer memutuskan tujuan-tujuan organisasi yg akan dicapai, sumber daya yg akan digunakan, dan siapa yg akan meaksanakan setiap tugas yg dibutuhkan. Seluruh prose perencanaan itu melibatka manajer dlm serangkaiaan situasi pembuatan keputusan. Kualitas kepuusan-keputusan manajer akan menentukan efektivitas rencana yg disusun.

Pembuatan keputusan dapat didefinisikan sebagai penentuan serangkaiaan kegiatan untuk mencapai hasil yg diinginkan. Pembuatan keputusan ini tidak hanya dilakukan oleh para manajer puncak, tetapi juga para manajer menengah dan lini pertama. Setiap jabatan seseorang dlm organisasi menyangkut berbagai derajat pembuatan keputusan, bahkan untuk pekerjaan rutin sekalipun dan dlm macam rganisasi apapun. Pembuatan keputusan menggambarkan proses melalui mana serangkaiaan kegiatan dipilih sebagai penyelesaiaan suatu masalah tertentu. George P. Huber membedakan pembuatan keputusan dari pembuatan pilihan (chocice making) dan dari pemecahan masalah (probem solving). Dilain pihak, banyak penulis menggunakan istilah “pembuatan keputusan dan pemecahan masalah”sebagai istilah yg dipertukarkan.

Tipe-Tipe Keputusan :

     Keputusan yang diprogram (programmed decisions) adalah keputusan yg dibuat menurut kebiasaan, aturan atau prosedur.  Keputusan ini rutin dan berulang-ulang. Setiap organisasi mempunyai kebijaksanaan-kebijaksanaan tertulis / tidak tertulis yg memudahkan pembuatan keputusan dalam situasi yg berulang dgn membatasi dan menghilangka alternatif-alternatif. Contoh, manager tidak perlu memikirkan penetapan gaji karyawan baru, karena organisasi pada umumnya mempunyai skala gaji untuk semua posisi, manajer juga tdk perlu memikirkan masalah-masalah harian yg akan dihadapi, karena prosedur-prosedur untuk menangani maslah-masalah rutin telah tersedia.

    Masalah-masalah rutin tidak selalu sederhana ; Keputusan-keputusan yang diprogram dapat juga digunakan dalam penanganan masalah-masalah yg kompleks dan rumit. Bila suatu masalah berulang, dan bila unsur-unsur komponen dpt dirumuskan, diperkirakan dan di analisa, maka hal itu dapat menjadi “calon” pembuatan keputusan yg di program. Sebagai contoh, keputusan tentang besarnya persediaan untuk menjaga produk tetentu dapat mencangkup usaha pencairan data dan peramalan, kemudian analisa terhadap unsur-unsur masalah yg terpisah tersebut bisa menghasikan serangkainaankeputusan rutin yg di program.

    Keputusan yang tidak diprogram (non-programmed decision), keputusan yg berkenaan dengan masalah-masalah khusus, khas atau tidak biasa. Bila suatu masalah yg timbul tidak cukup diliput oleh kebijaksanaan atau sangat penting sehingga perlu penanganan khusus, harus diselesaikan dengan suatu keputusan yg tidak diprogram. Seperti contoh, cara pengalokasian sumber daya – sumber daya organisasi, penanganan lini produk yg jatuh di pasaran, atau cara perbaikan hubungan masyarakat. Semakin tinggi kedudukan dalam hirarki organisasi, dibutuhkan kemampuan untuk membuat keputusan-keputusan yg tidak di prorgam lebih tinggi. Atas dasar alasan ini, berbagai program-program latihan manajemen mencoba untuk mengembangkan kemampuan manajer dalam membuat keputusan-keputusan yg tidak diprogram.

    Keputusan dengan Kepastian, para manajer membuat keputusan-keputusan sekarang adalah bagi kegiatan-kegiatan yg akan dilaksanakan dgn tujuan yg akan dicapai diwaktu yg akan datang. Situasi pembuatan keputusan ini menyangkut berbagai aspek yg tdk dpt diketahui dan sulit diperkirakan, seperti reaksi pesaing tertentu, atau tingkat inflasi tiga tahun mendatang.

Gambar dibawah ini merupakan Teknik Pembuatan Keputusan Tradisional dan Modern



Tidak ada komentar:

Posting Komentar