Minggu, 08 Desember 2013

PERKEMBANGAN TEORI MANAJEMEN

TULISAN   1 



PERKEMBANGAN TEORI MANAJEMEN


Seperti semua bidang studi lainnya, perkembangan teori manajemen terjadi sangat pesat. Oleh karena itu, agar pembahasan dan pemahaman tentang manajemen mengenai sasaran, perlu diketahui terlebih dahulu proses perkembangan teori-teori dan prinsip-prinsip manajemen yang akan memberikan “landasan” kuat bagi pemahaman perkembangan selanjutnya.
  1. Teori Manajemen Klasik
Perkembangan Awal Teori Manajemen
Ada dua tokoh manajemen yang mengawali munculnya manajemen ilmiah yaitu Robert Owen dan Charles Babbage.
Robert Owen (1771-1858). Pada permulaan tahun 80 an Robert Owen, seorang manajer beberapa pabrik permintaan kapas di New Lanark Skotlandia, menekankan pentingnya unsur manusia dalam produksi. Dia membuat perbaikkan-perbaikkan dalam kondisi kerja, seperti pengurangan hari kerja standar, pembatasan anak-anak dibawah umur yang bekerja, membangun perumahan yang lebih baik bagi karyawan dan mengoperasikan toko perusahaan yang menjual barang-barang dengan murah.  Dia mengemukakan bahwa melalui perbaikkan kondisi karyawanlah yang akan menaikkan produksi dan keuntungan, dan investasi yang paling menguntungkan adalah pada karyawan atau “vital machines”. Disamping itu Owen mengembangkan sejumlah prosedur kerja yang juga memungkinkan peningkatan produktivitas.
Charles Babbage ( 1792 – 1871 ). Charles Babbge, seorang professor matematika dari inggris mencurahkan banyak waktunya untuk membuat operasi-operasi pabrik menjadi lebih efisien. Dia percaya bahwa aplikasi prinsip-prinsip ilmiah pada proses kerja akan menaikkan produktifitas  dan menurunkan biaya. Sebagai kontribusinya yang lain, Babbage menciptakan alat penghitung (calculator) mekanisme pertama, mengembangkan program-program permainan bagi komputer, menganjurkan kerjasama yang saling menguntungkan antara kepentingan karyawan dan pemilik pabrik, serta merencanakan skema pembagian keuntungan.
Manajemen Ilmiah
Aliran manajemen ilmiah ( scientific management ) ditandai kontribusi-kontribusi dari Frederick W Taylor, Frank dan Lillian Gilbreth, Henry L. Gant dan Harrington Emerson, yang akan diuraikan satu persatu.
            Frederick W. Taylor ( 1856 – 1915 ). Manajemen ilmiah mula-mula dikembangkan oleh Frederick Wilson Taylor sekitar tahun 1990 an. Karena karyanya tersebut, Taylor disebut sebagai “bapak manajemen ilmiah”. Dalam buku-buku literatur, manajemen ilmiah sering diartikan berbeda. Arti pertama, manajemen ilmiah merupakan penerapan metode ilmiah pada studi, analisa, dan pemecahan masalah-masalah organisasi. Sedangkan arti kedua, manajemen ilmiah adalah seperangkat mekanisme-mekanisme atau teknik-teknik untuk meningkatkan efisiensi kerja organisasi.
            Taylor menuangkan gagasan-gagasannya dalam tiga judul makalah, yaitu Shop Management, The Principle of Scientific Management, dan Testimony Before the Special House Committee, yang dirangkum dalam sebuah buku yang berjudul Scientific Management. Taylor telah memberikan prinsip-prinsip (filsafat) penerapan pendekatan ilmiah pada manajemen, dan mengembangkan sejumlah teknik-tekniknya untuk mencapai efisiensi. Empat prinsip dasar tersebut adalah :
a.       Pengembangan metoda-metoda ilmiah dalam manajemen, sebagai contoh metoda yang paling baik untuk pelaksanaan setiap pekerjaan dapat ditentukan.
b.      Seleksi imiah untuk karyawan, agar setiap karyawan dapat diberikan tanggung jawab atas sesuatu tugas sesuai dengan kemampuannya.
c.       Pendidikan dan pengembangan ilmiah para karyawan.
d.      Kerjasama yang baik antara manajemen dan tenaga kerja.

2.  Teori organisasi klasik
Henry Fayol (1841-1925).
Henry Fayol seorang industrial Prancis, mengemukakan teori dan teknik administrasi sebagai pedoman bagi pengelolaan organisasi-oranisasi yang kompleks dalam bukunya yang terkenal, “Administration Industrielle et Generale” ( Administrasi Industri dan Umum ). Dalam teori administrasinya Fayol memerinci manajemen menjadi 5 unsur, yaitu Perencanaan, Pengorganisasian, Pemberian Perintah, Pengkoordinasiaan dan Pengawasan. Pembagian kegiatan manajemen administrasi atas fungsi-fungsi ini di kenal sebagai Fungsionalisme Fayol.
Prinsip-prinsip Manajemen Menurut Fayol
1.      Pembagian Kerja, adanya spesialisai akan meningkatkan efisiensi pelaksanaan kerja.
2.      Wewenang, hak untuk memberi perintah dan dipatuhi.
3.      Disiplin, harus ada respek dan ketaatan pada peranan-peranan dan tujuan-tujuan organisasi.
4.      Kesatuan Perintah, setiap karyawan hanya menerima instruksi tentang kegiatan tertentu dari hanya seorang atasan
5.      Kesatuan Pengarahan, operasi-operasi dalam organisasi yg mempunyai tujuan yg sama harus diarahkan oleh seorang manajer dengan penggunaan suatu rencana.
6.      Meletakkan kepentingan perseorang dibawah kepentingan umum, kepentingan perseorangan harus tunduk pada kepentingan organisasi.
7.      Balas jasa, kompensasi untuk pekerjaan yang dilaksanakan harus adil dan baik bagi karyawan maupun pemilik.
8.      Sentralisasi, adanya keseimbangan yang tepat antara sntraisasi dan desentralisasi.
9.      Rantai skalar ( garis wewenang), garis wewenang dan perintah yg jelas.
10.  Order, bahan-bahan atau materia dan orang-orang harus ada pada tempat dan waktu yg tepat. Terutama orang-orang hendaknya ditempatkan pada posisi-posisi dan pekerjaan yang paling cocok untuk mereka.
11.  Keadilan, harus ada kesamaan perlakuan dalam organisasi.
12.  Stabilitas staf organisasi, tingkta perputaran tenaga kerja yg tinggi tidak baik bagi pelaksanaan fungsi organisasi.
13.  Inisiatif, bawahan harus diberi kebebasan untuk menjalankan dan menyeesaikan rencananya, walaupun beberapa kesalahan yg mungkin terjadi.
14.  Esprit de Crops ( semangat korps), “kesatuan adalah kekuatan”, pelaksanaan operasi organisasi perlu memiliki kebanggaan, kesetiaan dan rasa memiliki dari para anggota yg tercermin pada semangat korps.
  Daftar Pustaka : T. Hani Handoko, Manajemen, BPFE - Yogyakarta, 1984.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar