Sabtu, 19 April 2014

Menganalisis Laporan Keuangan PT.INDOFODD Tbk Dengan Rasio - Rasio Keuangan



 
PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk
Periode 2012
PERHITUNGAN RASIO-RASIO  KEUANGAN
ANALISIS RATIO KEUANGAN

ANALISIS RATIO
METODE PERHITUNGAN
ANALISIS
         I.            RATIO LIKUIDITAS


   A.  Current Ratio 

Aktiva Lancar
——————–
Hutang Lancar

26.202.972
——————–
13.080.544

=  2,0 : 1 = 200%

Kemampuan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar. Setiap hutang Lancar Rp 1,00 dijamin oleh aktiva lancar Rp 2,0.
Ukuran secara kasar, current ratio yang kurang dari 200% adalah tidak baik, tetapi ukuran tersebut bukanlah pedoman mutlak.
              B.  Cash Ratio

Kas +  Efek
——————–
Hutang Lancar

13.343.028 + 0
——————–
13.080.544

= 1,02 : 1 atau 102%
Kemampuan membayar utang dengan segara yang harus dipenuhi  dengan kas yang tersedia dalam perusahaan dan efek yang segera dapat diuangkan.Setiap hutang Lancar  Rp1,00 dijamin oleh kas  dan efek Rp 1,02.
Tidak terdapat standar likuiditas untuk cash ratio sehingga penilaiannya tergantung pada kebijakan manajemen.
   C. Quick ratio (Acid Testratio)

Kas + Efek + Piutang
———————————–
Hutang Lancar

13.343.028 + 0 + 3.617.741
———————————–
13.080.544

=1,29 : 1 atau 129%
Kemampuan untuk membayar utang  yg segera hrs dipenuhi. Dg aktiva lancar yg lebih likuid. Setiap utang lancar Rp 1,00  dijamin dengan quick assets Rp 1,29. Secara umum, tingkat quick ratio yang kurang dari 100% dianggap kurang baik likuiditas dari perusahaan yang bersangkutan.


      D.  Working Capital to Total Assets Ratio
Aktiva Lancar – Ht Lancar
———————————–
Jumlah Aktiva

26.202.972 – 13.080.544
———————————–
59.324.207

= 0,22  : 1 atau 22%
Likuiditas darin total  aktiva dan posisi modal kerja neto. Setiap Rp 1, 00  assets perusahaan Rp 0,22 terdiri dari  modal kerja (aktiva lancar)

      II.            RATIO SOLVABILITAS


A.  Total Debt to Equity Ratio
H  Lancar + H. Jk Panjang
———————————–
Jml Modal Sendiri

13.080.544 + 8.353.827
———————————–
1.400.292
=   15,3 : 1
Bagian setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan hutang. Rp 1.530 dari setiap rupiah modal sendiri menjadi jaminan hutang.
Rasio diatas 100% sangat berbahaya bagi kreditur karena jumlah utang lebih besar daripada modal pemilik, walaupun terdapat kemungkinan terbayarnya hutang dengan menggunakan laba operasi perusahaan yang ada.
B.  Total Debt to Total Capital Assets
Ht. Lancar + Ht. Jk Panjang
———————————–
Jumlah Aktiva

13.080.544 + 8.353.827
———————————–
59.324.207

= 0,36 : 1  atau 36%
Beberapa bagiam dari keseluruhan dana yang  dibelanjai dengan utang. Atau Berapa bagian dari aktiva yang digunakan untuk menjamin hutang. 36% dari setiap aktiva digunakan untuk menjamin utang.
C.  Long Term Debt  To Equity Ratio
Hutang JK Panjang
———————————–
Modal Sendiri

8.353.827
———————–
1.400.292
= 5,9 : 1 atau  590%

Bagian setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan  untuk hutang jk panjang. 590 % dari setiap rupiah modal sendiri.
Dengan kata lain, rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan modal pemilik untuk menutup utang jangka panjang. Semakin rendah rasio ini akan semakin aman bagi kreditur jangka panjang.
   III.            RATIO PROFITABILITAS


  A.  Gross Profit Margin


Penjualan Neto – Harga Pokok Penjualan
———————————–
Penjualan Neto

11.826.831 – 8.554.126
————————–
11.826.831

=  27%
Laba Bruto per rupiah penjualan. Setiap Penjualan menghasilkan laba bruto Rp 0,27.
Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi/menguntungkan.
        B. Operating Income Ratio
( Operating Profit Margin)
Penjualan Neto – Harga Pokok
Penjualan – By ADM &
Umum
—————————————
Penjualan Netto

11.826.831 – 8.554.126 – 1.810.591
—————————————
11.826.831

= 12,3%
Laba operasi sebelum Bunga dan Pajak  (net operating income) oleh setiap rupiah penjualan. Setiap rupiah penjualan menghasilkan laba operasi Rp 12,3.
  C.  Operating Ratio

Hrg Pokok Penjualan + By ADM,By Pnjln, by Umum
—————————————
Penjualan Netto

8.554.126 + 1.810.591
—————————————
11.826.831

= 87,6  %
Biaya operasi per rupiah penjualan .Setiap rupiah penjualan memerlukan biaya Rp 0,87
Makin besar rasio makin buruk.
Jika rasio ini semakin besar berarti proporsi biaya operasi semakin besar, keadaan ini sangat tidak menguntungkan.
         D. Net Profit Margin
Keuntungan Netto  sesudah Pajak
————————————–
Penjualan Netto

1.286.484
——————–
11.826.831

= 0,10 atau 10%
Keuntungan neto per rupiah penjualanSetiap rupiah penjualan menghsilkan keuntungan neto sebesar Rp 0,10






  E. Earning Power of Total Investmen ( Rate of return of total assets)
EBIT
————————–
Total Aktiva

1.692.081
——————
59.324.207
= 2,8 %
Kemampuan modal yang di investasikan dalam keseluruhan Aktiva  untuk menghasilkan keuntungan bagi semua investor. Setiap satu rupiah modal yang diinvestasikan menghasilkan keuntungan  Rp 0,028 untuk semua investor.
  F. Net Earning Power ratio or  Return On Investment (ROI)
Earning After Tax
—————————–
Jumlah Aktiva

1.286.484
——————
59.324.207

= 0,021 atau 2,1%
Kemampuan modal yg diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan netto.
  G. Rate of Return for the Owners (Rate of Return on Net Worth)
Earning After Tax
—————————
Jumlah Modal Sendiri

1.286.484
——————
1.400.292

= 91% atau 0,91
Kemampuan modal sendiri dalam menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham preferen dan biasa.Setiap rupiah modal sendiri menghasilkan keuntungan netto Rp 0,91 yg tersedia bagi pemegang saham preferen  dan biasa.



 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar